Selasa, 29 Maret 2011

KRISIS MORAL GENERASI MUDA


Anak adalah penerus bangsa dan merupakan harapan orang tua. sebagai orang tua kita harus memantau kegiatan anak kita. Khusus usia anak dini, mereka sangat mudah mempengaruhi lingkungan sekitarnya, jika tidak diperhatikan bisa mengubah sikap mental dan psikologi anak.
Di era sekarang ini informasi sangatlah cepat,mudah didapat baik melalui jaringan internet atau media cetak. makanya setiap waktu kejahatan terlihat dimata maupun kejahatan itu tersembunyi. Namun moral anak sedang dijajah walaupun tidak terlihat.
Banyak masalah yang sedang dihadapi bangsa ini terutama yang berkaitan dengan krisis multidimensi, baik di bidang ekonomi, politik, sosial budaya, dan lain-lain. Jika ditelaah dengan seksama, semua krisis yang terjadi bermula dari krisis moralitas. Beberapa fakta menunjukkan bahwa saat ini tengah terjadi fenomena melunturnya moral bangsa.
Data dari  Badan Narkotika Nasional (BNN) pada Februari 2006 menyebutkan, dalam lima tahun terakhir jumlah kasus tindak pidana narkoba di Indonesia rata-rata naik 51,3 % atau bertambah sekitar 3.100 kasus per tahun. Kenaikan tertinggi terjadi pada 2005 sebanyak 16.252 kasus atau naik 93 % dari tahun sebelumnya. Tak hanya narkoba, masalah yang merebak di kalangan remaja diantaranya meningkatnya pergaulan bebas, juga tawuran.
Jika diamati secara umum,  maka ada tujuh masalah utama moral bangsa diantaranya: Hilangnya kejujuran. Berdasarkan laporan hasil investigasi sebuah lembaga survei dinyatakan bahwa korupsi menyebar merata di wilayah negara ini, dari Aceh hingga Papua. Karena itu dari tahun ke tahun posisi Indonesia sebagai negara terkorup selalu menduduki peringkat 10 besar dunia dalam indeks persepsi korupsi (CPI) menurut data dari Transperenscy International.

Hilangnya Rasa Tanggung Jawab
Sebelum bendungan Situ Gintung jebol, Kompas 28 Juli 2008 memberitakan bahwa sebanyak 50 bendungan dari total 106 dinyatakan rusak. Rusaknya infrastruktur pengairan ini menurut penelitian disebabkan perawatan operasional bangunan yang kurang memadai. Masalah seperti ini terjadi juga pada infrastruktur lainnya seperti  banyaknya gedung yang hampir roboh. Kasus lain adalah rusaknya beberapa ruas rel kereta api yang diakibatkan besi baja rel kereta diambil oleh oknum. Berita-berita tersebut merupakan cermin bahwa telah terjadi penurunan moral tanggung jawab di masyarakat yang dapat berakibat fatal bagi keselamatan masyarakat.
Tidak Berpikir Jauh ke Depan (Visioner)
Eksploitasi alam adalah salah satu  bentuk dari produk berpikir jangka pendek. Sebagai contoh, pembalakan hutan mencapai 0,6-1,3 juta ha/tahun (Abdoellah, 1999), bahkan angka tersebut diperkirakan telah melonjak menjadi 1,3–2 juta ha/tahun (KMNLH, 2002). Akibat dari berbagai eksploitasi alam telah menimbulkan berbagai bencana. Dalam kurun waktu 2006-2007 bencana ekologis (banjir, longsor, gagal panen, gagal tanam, kebakaran hutan) tercatat 840 kejadian bencana.
Rendahnya Disiplin
Pada Sabtu, 9 Februari 2008 Suara Karya memberitakan bahwa ribuan pegawai negeri sipil (PNS) di DKI Jakarta dan berbagai daerah nekat tidak masuk kerja alias mangkir pada hari pascalibur Imlek 2559 (8/2). Kasus mangkir, selalu terjadi setiap hari kejepit atau pascalibur (cuti) nasional. Disebutkan bahwa meski ada aturan PP No.30/1980 yang menyatakan bahwa ada tiga tingkatan pemberian sanksi kepada PNS dari mulai hukuman disiplin ringan, sedang, dan berat, namun budaya mangkir ini masih kental di kalangan pegawai negeri. Hal ini merupakan cermin karakter bangsa yang mengabaikan budaya disiplin.
Krisis Kerjasama
Terjadinya perpecahan dan benturan di antara komponen masyarakat menunjukkan bahwa bangsa ini sedang mengalami krisis persatuan dan melunturnya budaya kerjasama. Demikian juga dengan jumlah kasus tawuran di antara mahasiswa dan pelajar yang cenderung meningkat.
Krisis Keadilan
Partnership for Governance Reform pada 2002  menempatkan lembaga peradilan di Indonesia menempati peringkat lembaga terkorup menurut persepsi masyarakat. Hal tersebut diperkuat dengan laporan Komisi Ombudsman Nasional (KON) tahun 2002, bahwa berdasarkan pengaduan masyarakat menyebutkan penyimpangan di lembaga peradilan menempati urutan tertinggi.
Krisis Kepedulian
Media masa beberapa waktu yang lalu melaporkan adanya beberapa warga masyarakat yang meninggal akibat kelaparan. Berita ini menunjukan bahwa kepedulian juga telah menipis dalam kehidupan masyarakat.
Jika kita melihat potret kehidupan bangsa saat ini, maka jelas terlihat bahwa masalah moral sesungguhnya merupakan hal yang tidak kalah penting dibanding masalah ekonomi. Jika hal itu dibiarkan, akan mengancam masa depan bangsa. Namun sayang, masalah moral ini kerap terpinggirkan dari agenda dan rencana para calon pemimpin bangsa.
Tanggung jawab kita selaku orang tua, guru, pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi hal ini, mari kita bersama-sama masyarakat memberikan bekal kepada generasi mudah supaya generasi mudah kita tidak terjerumus kepada hal-hal yang negatif yang dapat merugikan dirinya sendiri dan masyarakat.

Sumber: http://esq-news.com/2009/06/12/173/krisis-moral-bangsa.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar